Pages

Persiapan Mengurus Visa Irlandia

Sudah hampir 4 tahun saya tinggal di Irlandia, tapi baru sekarang saya menulis tahap-tahap yang dulu saya lakukan sewaktu mengurus visa Irlandia. Semua karena akhir-akhir ini ada beberapa teman yang akan melanjutkan studi di sini dan menanyakan hal-hal yang perlu disiapkan untuk apply visa Irlandia. *Asyik, Irlandia jadi tambah rame! :D

Di Indonesia tidak ada Kedutaan Irlandia, yang ada hanyalah honorary consul, yang akan mengirim semua keperluan administratif terkait Irlandia ke kedutaannya di Singapura, termasuk pengurusan visa. Berikut ini alamat honorary consul Irlandia di Indonesia:

Ireland Honorary Consul Indonesia
Jakarta Stock Exchange Building, Tower I, 12th Floor
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190
Ph. (+62-21) 515 1977

Jadi untuk mengurus visa Irlandia, kamu cukup datang ke honorary consul tersebut di atas (atau komunikasi via pos untuk yang berdomisili di luar Jakarta). Namun, kamu harus mempersiapkan semua dokumen yang diperlukan terlebih dahulu. Berikut ini adalah daftar dokumen-dokumen yang dibutuhkan saat saya mengurus visa untuk keperluan studi. Untuk keperluan lainnya kemungkinan ada sedikit perbedaan terkait jenis dokumen yang harus dipersiapkan.
  1. Application summary. Dokumen ini didapatkan dengan mengisi aplikasi pendaftaran visa secara online di https://www.visas.inis.gov.ie/avats/OnlineHome.aspx.
  2. Jika studi kamu dibiayai dengan beasiswa, siapkan surat resmi dari pihak universitas atau supervisor yang menyatakan besarnya beasiswa dan durasi studi yang dicakup oleh beasiswa tersebut, lengkap dengan tanda tangan dan cap asli (original).
  3. Passport asli dan fotokopinya.
  4. Fotokopi kartu keluarga.
  5. Rekening koran bank yang mencantumkan transaksi selama 3 bulan terakhir. Jangan lupa untuk memasukkan uang ke tabungan kamu supaya saldonya dirasa cukup untuk membiayai hidup di Irlandia selama sebulan. Mengapa sebulan? Karena biasanya beasiswa studi di Irlandia cair setiap akhir bulan (tergantung sumber beasiswanya sih). Intinya pastikan bahwa tabungan kamu cukup untuk membiayai hidup di sana sampai waktu beasiswa diberikan. Biasanya jika uang tabungan kamu isinya sekitar Rp. 20 - 25 juta, itu sudah cukup untuk biaya hidup sebulan. Sebenarnya sih biaya hidup di sini pasnya sekitar €800 - €1000 (could be more, depends on lifestyle), tapi pihak kedutaan prefer uang tabungan kamu melebihi biaya hidup tersebut supaya lebih meyakinkan kalau kamu bisa survive di sana.
  6. Bank reference (dalam bahasa Inggris). Dulu saya minta ke BNI dan menghabiskan biaya Rp. 150.000,- (tahun 2009). 
  7. Pas foto ukuran 3,5cm x 4,5cm, latar belakang cerah (sebaiknya warna putih).
  8. Tiket pesawat. Dulu saya naik Etihad dengan harga tiket sekitar USD500 (one way). Maskapai penerbangan lain yang melayani penerbangan ke Dublin dan menurut saya cukup nyaman dengan harga yang tidak mencekek leher adalah Emirates dan Turkish Airlines.
  9. Dulu saya minta tolong kenalan di Dublin untuk dicarikan tempat tinggal sementara. Saya cari-cari akomodasi (shared house or apartment) di sini: www.daft.ie. Website ini merupakan website utama untuk hunting akomodasi di Irlandia (bukan untuk cari hotel atau hostel loh..). Nah, kalau bisa deal dengan landlord/landlady rumah/apartemennya, isi email yang menyatakan bahwa kamu akan tinggal di akomodasi itu bisa dipersiapkan juga. Namun kalau gak bisa, gak apa-apa (seingat saya poin ini gak wajib).
  10. Bukti transfer fee ke honorary consul sebesar Rp. 500.000,-. Sebenarnya pembuatan visa Irlandia bagi warga Indonesia itu gratis, biaya ini adalah biaya komunikasi antara pihak honorary consul dengan Kedutaan Irlandia di Singapura.
Dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan memang lumayan banyak dan ribet. Tapi kalau semuanya lengkap, prosesnya cukup straightforward. Setelah semua dokumen masuk, kamu cukup menunggu selama kurang lebih 1-1,5 bulan. Saat visa keluar, kamu akan ditelepon untuk mengambil visa (jangan lupa bawa passport), atau dikirim lewat pos jika kamu tinggal di luar Jakarta. Biasanya kalau ada surat resmi seperti yang saya cantumkan di poin no. 2 di atas, prosesnya lancar karena semua jelas kalau kamu akan melanjutkan studi dengan durasi dan sumber dana yang sudah jelas.

Selamat mengurus visa! Semoga semuanya lancar, and who knows I might see you in Dublin. :)

Oiya, jika mau baca tentang tips atau sekedar cerita saya selama tinggal di Dublin, silahkan mampir ke blog saya di http://zahraeyes.blogspot.com (ini blog utama saya). Happy reading! :)


Rumput Tetangga Terlihat Lebih Hijau..

Sabtu, 14 Januari 2012

Rumput tetangga terlihat lebih hijau dari rumput sendiri. Tentunya peribahasa ini sudah tidak asing lagi di telinga kita. Memang sudah menjadi sifat manusia yang selalu merasa tidak puas dan selalu menganggap orang lain lebih beruntung, lebih kaya, lebih punya jabatan, lebih keren, mobilnya lebih banyak, lebih dielu-elukan, dan lebih-lebih lainnya. Rasanya tidak akan pernah habis ya kalau selalu melihat ke atas dan mengikuti ego. 

Namun, kali ini saya tidak akan bercerita tentang bagaimana orang yang kurang beruntung dalam ekonomi merasa ingin memiliki segala hal milik si kaya. Atau bagaimana pejabat kecil-kecilan ingin naik posisi lebih tinggi supaya terlihat lebih terpandang, lebih berkuasa, dan embel-embel lainnya. Di artikel kali ini saya akan bercerita tentang perbedaan konsep kecantikan di mata orang asing (alias orang bule) dan di mata orang Indonesia. 

Awalnya, saya dan teman serumah saya, katakan namanya Sherly, sedang menonton televisi di ruang tamu. Di tengah-tengah selingan komersial McDonald,

Sherly: "That boy, gorgeous eyes!"
Saya: "Which one?"
Sherly: "The one with brown eyes."
Saya: "So, you like brown eyes? I thought you all like blue eyes."
Sherly: "No. Definitely brown eyes are more gorgeous. I think many Irish people think so."
Saya: "Really? Interesting. In Indonesia, many people adore blue eyes. Even some girls put blue contact lenses on."

Percakapan itulah yang menjadi awal cerita panjang lebar kami soal apa yang menurut orang sini (baca: Irish) lebih menarik, dan bagaimana jika dibandingkan dengan pendapat orang Indonesia pada umumnya. Soal rambut, orang sini lebih menyukai rambut berwarna gelap, seperti hitam atau coklat. Menurut mereka, wanita-wanita berambut gelap terlihat lebih sophisticated. Sekarang, kita lihat bagaimana pandangan orang Indonesia. Beberapa dari warga kita ada yang rela berjam-jam di salon demi mengubah warna rambut, menjadi kepirang-pirangan, merah, kuning, hijau, biru.. OK, I exagerated it. :P Biar lebih modern katanya, lebih kebule-bulean. Aih aih!

Selain warna mata dan rambut, ada satu hal lagi yang berkontribusi dalam perbedaan pendapat antara orang sini dan orang kita, dan ini yang paling menonjol, yakni warna kulit. Tahukah kamu, saat saya pertama kali ke shopping center atau supermarket di sini, saya menemukan banyak sekali tanning lotion/spray. Itu adalah produk untuk menggelapkan warna kulit, sehingga kulit terlihat lebih coklat. Bagaimana dengan di Indonesia? Tentunya kamu tidak asing lagi dengan banyaknya produk pemutih kulit, mulai dari merk A, B, C, D, sampai Z.. Semuanya lengkap dan tujuan akhir yang didambakan sama: PUTIH BERKILAU! *halah*

Orang sini menganggap warna kulit mereka, yang didamba-dambakan oleh kebanyakan wanita di Indonesia, terlalu pucat. Mereka ingin punya kulit yang lebih coklat, supaya terlihat lebih eksotis. Nah loh! Yang termasuk kategori eksotis dari segi warna kulit tuh orang dari benua mana ya? Pastinya Asia. Menurut mereka, warna kulit orang Asia terlihat sehat, tidak pucat seperti mayat. Nah loh! Sampe dibandingin ke mayat segala lagi. :D Dan mereka serius loh ingin punya warna kulit lebih coklat. Makanya tidak jarang saya melihat bule-bule sengaja berjemur berjam-jam di musim panas demi mendapat sedikit warna gelap di kulit mereka. Tidak laki-laki, tidak perempuan, semua beranggapan sama! Bahkan ada beberapa orang yang sengaja melumurkan minyak goreng di badan mereka sebelum berjemur. Gila! Mau berjemur apa goreng badan sendiri?? ckckckck...

Di kampus ada padang rumput di tepi kolam yang dihiasi air mancur dan sekumpulan angsa putih. Padang rumput ini sering dipakai oleh mahasiswa ataupun staf untuk berjemur di saat istirahat makan siang. Tidak ketinggalan teman-teman bule saya ini yang tidak pernah lupa untuk berjemur saat hari cerah. Dan saya? Saya sekedar duduk-duduk menikmati sinar matahari (walaupun matahari bersinar terik, tapi menurut saya gak panas sama sekali, masih terasa dingin :P). Setiap 20-30 menit sekali, saya selalu ditanya apa kulit mereka sudah terlihat kecoklatan sedikit. Lah, saya ditanya begitu ya bingung. Wong menurut penglihatan saya kulit mereka masih putih-putih aja kok. LOL. Jadi, saya selalu menjawab, "Hmm.. mungkin ya.. saya gak lihat perbedaannya." :D Ada satu teman saya yang gak rela kalau saya ngomong begitu. Dia langsung ke toilet buat ngaca, LOL. Keluar-keluar, dia "protes" sambil ngomong ke saya, "See. Jidat gw udah agak kecoklatan." (tentu saja dalam bahasa Inggris) Tak lupa sambil menunjuk ke jidatnya sendiri, berusaha meyakinkan saya. Dan saya hanya mencoba melihat lebih seksama, tapi tetep.. saya gak lihat perbedaannya. :P Tapi demi menyenangkan hatinya, yowes, akhirnya saya setuju aja. Kasian udah berjemur lama-lama, masa' hasil jerih payahnya gak diapresiasi. LOL.

Sekarang bandingkan dengan orang-orang kita yang mencoba berbagai produk pemutih demi mendapatkan kulit putih seputih sinar mentari. Halah! Ketika saya cerita soal ini ke teman bule saya. Mereka heran, "Why would they do that?" Begitu kata mereka. Yah.. namanya juga manusia, rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau dibanding rumput sendiri. (Ternyata orang sini juga mengenal peribahasa tersebut. Saya kira hanya ada di Indonesia. :P)

ps: Sekedar info, Sherly memiliki mata berwarna hijau dengan lingkaran kuning di tengahnya. :) Terus kenapa? Ya gak kenapa-kenapa, saya cuma kagum aja sama warna matanya, aneh tapi cantik. :)

 

Migrasi Resep-resep ke Blog Baru.. :D

Halo pembaca, saya baru saja meluncurkan (*halah*) blog baru khusus untuk resep-resep. Jadi, semua resep yang ada di blog ini sudah di-copy ke blog saya yang baru.
Untuk ke depannya, blog ini (Campur-campur) akan berisi cerita-cerita saya, tanpa ada resep. Terima kasih sebelumnya. :)