Jum'at, 11 November 2011
Hmmm.. Hari ini teman-teman se-lab pulang lebih awal, maklum hari Jum'at. Saya berencana pulang pas Isya, sekitar 30 menit lagi. Mau lanjut eksperimen, tapi kok tanggung.. :P Lagipula hawa-hawa weekend sudah terasa.. :D Akhirnya, 30 menit ini diisi dengan nge-blog.. hehehe..
Di sini saya mau cerita soal "insiden" saat saya belum sampai seminggu tinggal di Dublin, lebih tepatnya baru 3 hari (31 Oktober 2009). Saya diajak ke acara World Culture Festival oleh salah satu orang Indonesia di sini, katakan namanya Adi. Adi ini memberi info ke saya kalau di event tersebut, orang-orang Indonesia akan menampilkan tari Saman. Daripada gak ada kerjaan (studi belum dimulai), akhirnya saya berangkat sendiri ke lokasi yang ternyata cukup jauh. Saat itu, saya mengandalkan info rute dan transportasi dari Adi dan tanya-tanya orang di jalan.
Singkat cerita, sampailah saya di Dun Laoghaire, tempat diadakannya World Culture Festival tersebut. Acara berjalan sangat meriah. Saya bertemu banyak orang Indonesia di sana. Selain tari Saman, ternyata beberapa dari mereka juga tampil di peragaan busana dengan mengenakan pakaian tradisional Bali, Jawa, dan Sulawesi. Acara selesai sekitar jam 4 sore. Saat itu, salah seorang Indonesia yang baru saya kenal, sebut saja Ani, mengajak saya untuk menginap di rumahnya. Dia bilang suaminya sedang pulang ke rumah orang tuanya, dan dia sendiri di rumah. Saya pikir kenapa gak? Saya pun gak ada rencana apa-apa malam itu. Akhirnya saya dan Ani langsung menuju ke rumahnya.
Malam itu kami habiskan dengan menonton film, makan-makan, ngemil, sampai tengah malam. Saya pun sempat menelepon kedua orang tua saya di Jakarta dari rumahnya. Sekedar memberi kabar saja. Semua terlihat baik-baik saja hingga keesokan paginya, Ani menerima telepon dari Adi, mengabarkan kalau si "anak baru", Amel (alias saya), belum pulang dari semalam. Ani lantas menjawab, "Amel ada di sini nih, nginep di rumah gw." Kontan, Adi kaget sekaligus lega. Rupanya, saya dikiranya hilang entah ke mana. Begini ceritanya seperti disampaikan oleh Adi.
"Malam sehabis acara World Culture Festival, housemate saya, namanya Clara, menelepon Adi menanyakan keberadaan saya karena sudah jam 12 malam tapi belum pulang juga. Sebelumnya, Clara tahu kalau saya pergi ke acara ini karena diajak Adi, dan dia punya nomor HP Adi karena Adi-lah yang mencarikan rumah itu (shared house) untuk saya dulu dan mereka sempat kontak-kontakan. Ditelepon malam-malam menanyakan di mana saya, jelas saja Adi tidak tahu. Setahu dia, saya sudah pulang sejak sore saat acara selesai. Adi pun langsung menghubungi orang-orang Indonesia lain yang juga menghadiri festival. Hampir semua ditelepon kecuali Ani. Gak tahu kenapa, si Ani terlewat dari pikirannya. Semua orang yang ditelepon gak ada yang tahu. Terang saja, saya nginep di rumah Ani juga mendadak saat jalan pulang bersama-sama.
Panik, Adi memberitahu Clara kalau dia akan menelepon teman-teman Indonesia yang lain dan pasti mengabarkannya jika ada berita. Dan Clara pun janji akan mengabarkan Adi kalau saya sudah pulang. Mereka berdua saling telpon-telponan saling menanyakan kabar terbaru soal saya. Waktu sudah menunjukkan jam 3 pagi, tapi hasil nihil. Adi makin panik karena saya masih baru di Dublin, sendiri pula. Selain itu, jam 8 malam tadi Adi baru saja chat dengan adik saya di Jakarta, dan mengabarkan kalau saya baik-baik saja, ketemu di festival. Tidak hanya Adi yang repot, housemate-nya pun, sebut saja Steve, jadi ikut-ikutan repot. Akhirnya, Adi berencana untuk menelepon Garda (polisi) keesokan paginya. Kalau perlu, pagi-pagi sekali langsung ke Garda. Adi tidak bisa tidur gara-gara memikirkan si anak baru ini, alias saya, yang dikiranya hilang entah ke mana.
Nah, keesokan paginya, Adi sudah siap-siap mau menelepon Garda karena belum dapat kabar apapun soal keberadaan saya. Tapi gak tahu kenapa, sebelum menelepon Garda, Adi menyempatkan diri menelepon Ani. Saat itulah baru ketahuan kalau saya ada di rumah Ani, menginap semalam. Saya saat itu ada di sebelah Ani, duduk di dapur sambil sarapan. >.<"
Ya ampuuunnn... mendengar cerita dan kepanikan yang terjadi gara-gara saya, jadi merasa bersalah. Bodohnya, saya malah mengabari orang-orang di rumah di Jakarta saat saya menginap di rumah Ani (*tepok jidat), bukannya mengabari Clara atau Adi. Maaf sekali yaaa... buat semua orang yang sudah direpotkan gara-gara saya.
Cerita "hilangnya" saya baru saya ketahui berbulan-bulan setelah kejadian... jadi seingat saya, dulu pas pulang ke rumah (shared house di Dublin) setelah menginap, saya cuma bilang sorry (dengan tampang tak berdosa) pas Clara nanyain ke mana aja saya semalaman. :P
Cerita "hilangnya" saya baru saya ketahui berbulan-bulan setelah kejadian... jadi seingat saya, dulu pas pulang ke rumah (shared house di Dublin) setelah menginap, saya cuma bilang sorry (dengan tampang tak berdosa) pas Clara nanyain ke mana aja saya semalaman. :P
0 comments:
Post a Comment